Skip to main content

A Bloody Mess




A Bloody Mess

Bunuh diri. Aku tak bisa mempercayainya! Aku tak pernah tahu tetanggaku sebelah rumah ternyata seorang wanita yang mengalami depresi, apalagi bunuh diri. Aku berdiri di depan pintu, shock, ketika pria yang baru saja datang itu memberitahuku bahwa kakaknya yang tinggal di sebelah rumahku bunuh diri.

Ia terlihat tertekan dan terus menyisirkan jemarinya ke rambutnya dengan gugup. Ia memberitahuku bahwa tubuhnya masih berada di dalam rumah. Ia mengatakan padaku bahwa polisi tidak melakukan layanan “pembersihan” pada kasus bunuh diri. Mereka membersihkan TKP hanya untuk kasus pembunuhan. Dia dengan gugup mengatakan bahwa ibunya akan segera datang dan ia tak bisa membiarkan ibunya melihat kondisi putrinya seperti itu. Belum lagi, rumah dalam keadaan kacau dan ia harus membersihkannya sebelum ibunya datang.

Aku merasa kasihan pada pria itu. Bukan saja kakak perempuannya baru saja bunuh diri, namun ia juga harus membersihkan rumahnya sebelum ibunya datang menjemput jenazah kakaknya. Belum lagi keadaan mayat kakaknya masih dibiarkan di TKP seperti itu. Maka akupun menawarkan bantuan.

Dia menerima tawaranku dengan senang hati. Walaupun kalau boleh jujur, aku agak menyesali kebaikan hatiku itu. Adegan “bersih-bersih” itu ingin kulupakan saja dari benakku. Tetanggaku rupanya menyayat lehernya sendiri menggunakan pisau, sebelum akhirnya terbaring di atas tempat tidur dan menghembuskan napas terakhir. Bukan metode yang umum, justru amat brutal.

Namun seperti itulah orang yang hendak mengakhiri hidup mereka; mereka tak bisa berpikir dengan jernih. Kami membersihkan ruang tidurnya. Ia mengganti seprainya dan menggosok lantai dan dinding hingga bersih. Sedangkan aku membersihkan pisau itu dan meletakkannya kembali di dapur. Ibunya tak perlu melihatnya di sini, demi kebaikannya sendiri.

Kami menutupi luka menganga di leher wanita malang itu dan itulah hal terakhir yang kukerjakan. Aku terus berada di dalam rumah semenjak kejadian itu, mencoba melupakan apa yang barusan kulihat dan kusentuh selama beberapa jam terakhir. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara sirine. Kupikir itu adalah suara ambulans yang akan membawa mayat itu pergi ke kamar jenazah sebelum disemayamkan.

Suara sirine itu semakin dekat dan dekat. Aku mendengar suara ketukan di pintuku. Aku dengan cepat menjawabnya dan menemukan sepasang polisi berdiri di depan terasku. Mereka menanyakan apakah aku tahu sesuatu yang terjadi di rumah sebelah. Dengan bingung, aku menceritakan kejadian yang baru saja kulalui kepada mereka. Dengan kebingungan pula mereka menjawab bahwa tetanggaku sama sekali tak bunuh diri dan dia juga tak pernah memiliki seorang adik laki-laki.

[END]

Source : Reddit
Author : MoreMoustache
Translate by mengakubackpacker2nd

Comments

Popular posts from this blog

Creepypasta Karakter: Slender Man

IMDb Creepypasta Karakter: Slender Man Full Name: Unknown Alias: -Slender Man -Slenderman -The Operator -The Administrator -Thief of the Gods -Thief of Kuk -Him -The Boogeyman -The Man in the Fields -The Overseer -The Intruder -Tulpa -Der Ritter -Der Großmann -The Thin Man -The Tall Man -Suit Man -Der Schlanker Mann -Fear Dubh -Schlankwald -Tree Man -Slendy -Slender -The Pale Man -Mr. Slim -The White King -The Faceless King -The Faceless One -The Giant -Master -Stick-in-the-Mud -The Keeper -The Monster -X -Der Chirurg -Gorr' Rylaehotep First appearance June 10, 2009 on a Something Awful post Created by Eric Knudsen Gender: Laki-laki Origin: Something Awful forums Pekerjaan: -Tulpa (possibly) -Demon -Stalker Kekuatan / Skill: -"Slenderwalking" (muncul dan menghilang sesuka hati) -Teleportasi -Pelengkap ekstra tentakel -Perjalanan waktu -Menyebabkan penyakit (seperti mual, amnesia, umumnya dikenal dengan penyakit slender) -Shapeshifting / peniruan identitas -Menghap...